Goyang Bulok (Site-Specific Performance di Lingkungan TPST Bantargebang, Bekasi) / Bulok Dance (Site-Specific Performance in the Bantargebang Landfill, Bekasi)
Lihat video di/See the video on:
https://www.youtube.com/watch?v=S7ceAghJtV0
Artery Performa
28 November 2023
Lebaran Teater- Festival Teater Jakarta Dewan Kesenian
Jakarta
Pertunjukan ini menghadirkan gunungan sampah (bulok)
sebagai lanskap spesifik Bantargebang, Bekasi. Tak sekadar menjadi pembuangan
akhir dari Jakarta dan Bekasi, gunungan sampah Bantargebang juga memengaruhi
situs lain di sekitarnya yang diterjemahkan pada pertunjukan ini dalam sebuah
koreografi spasial. Goyang Bulok mengajak penonton sedekat mungkin dengan
gunungan sampah agar merasakan situasi konfrontatif; antara kreator sampah yang
super produktif dengan obyek gigantik yang diproduksinya. Melalui perjalanan
berkeliling, obrolan, koreografi, dan bebunyian, pertunjukan ini
mengekspresikan dinamika hidup terdampak gunungan sampah; mulai dari sisi
sejarah, mitos, ekonomi, budaya, lingkungan hingga perubahan iklim.
PENYUSUN PERTUNJUKAN Dendi Madiya & Suwarni a.k.a
Adek Ceeguk
KERABAT KERJA & PERFORMER Achmad Badawi, Andrean
Kaspari, Alicya Marsheilla, Ateng Parman, Bayu Saputra, Bang Bonin, Cecep
Rospelli. Chiko Agesto, Mak Dasri, Mang Dedi Supriyadi, Dendi Madiya, Jessica
Helena Sitompul, Muchammad Syachbudin, Bang Musa, Salim Samsudin, Suwarni a.k.a
Adek Ceeguk, Bang Toing, Pak Ungut, Usep Sudarma Wijaya
***
This performance presented mountains of rubbish (bulok)
as specific landscape of Bantargebang, Bekasi. Not just being final disposal
from Jakarta and Bekasi, mountains of rubbish Bantargebang also affects other
sites in the surrounding area translated in this performance in a spatial
choreography. Goyang Bulok invited the audience to get as close as possible to the
mountains of rubbish to experience a confrontational situation; between super
productive waste creators and the giant objects they produce. Through traveling
around, conversations, choreography and sound, this performance expressed the
dynamics of life affected by mountains of rubbish; starting from history, myth,
economics, culture, environment to the climate crisis.
Comments
Post a Comment