Abracadabra Postpartum
Lihat video di/See the video on:
https://www.youtube.com/watch?v=7hQvBtwGnKs&t=314s
komposisi pertunjukan sebagai pembacaan terhadap cerpen-cerpen Danarto oleh Artery Performa Performer: Adek Ceeguk, Anggun Rahmawati, Fahmi Ulhaq, Firshada Hellen, Gery May Biantoro, M. Syahbudin Lail, Ricky Unik, Sriwidodo, Taufik Adi, Zaeni Boli Sutradara: Dendi Madiya Penata Cahaya: Fahmi Ulhaq Penata Artistik: Fidelis Krus, Sriwidodo Penata Suara: Ian SKM Penata Musik: Indra Dewo Kru: Masita Kirana Dokumentasi & Editor Video: Joel Thaher Sayap Tamu Festival Teater Jakarta 2016 01 Desember 2016 Galeri Cipta 2 Taman Ismail Marzuki-Jakarta Abracadabra: sebuah mantra yang digunakan sebagai kata magi pada panggung sulap, dan dalam sejarah dipercaya memiliki kekuatan menyembuhkan ketika dituliskan pada sebuah jimat. Karya ini membuat komposisi dari beberapa elemen pertunjukan sebagai ‘pembacaan’ terhadap cerpen-cerpen Danarto yang terkumpul dalam buku Adam Ma’rifat dan GODLOB. Tubuh manusia, ruang, benda, peristiwa, ritme, cahaya, kata, bunyi, rupa, tema, waktu, dramaturgi, kepenontonan dipakai untuk membawa atau merespon daya pikat yang terhampar pada setiap cerpen Danarto dimana kami memungutnya satu-persatu lalu mengkompilasikannya dalam satuan nafas Abracadabra. Para performer memainkan dan menanggapi tubuh-tubuh manusia atau sosok serta dialog antar tokoh maupun percakapan sendirian yang berada dalam cerpen-cerpen Danarto dengan kerangka pemeranan, stilisasi tubuh maupun performance art. Tidak hanya sampai di situ, para performer berinteraksi dengan elemen pertunjukan lainnya dan mengusung unsur-unsur lain di luar ketokohan, sebagaimana mereka menanggapi segenap elemen-elemen sastra pada fiksi-fiksi Danarto itu. Kami menghubungkan wacana-wacana seputar Danarto dengan komposisi elemen-elemen pertunjukan tersebut. Menghadirkan suasana magis, alam lokal Jawa, lanskap imajiner, sesuatu yang asing, sesuatu yang bercampur-baur seperti fantasmagoria, merupakan upaya kami juga. Rupa akan banyak memainkan refleksi atau pantulan cahaya, baik ke tubuh performer, ke dalam ruang, kepada benda-benda pula. Tidak lupa, bebunyian sugestif dari perekaman digital dan permainan langsung. ‘Pembacaan’ terhadap cerpen-cerpen Danarto yang terdapat dalam kumpulan Adam Ma’rifat dan GODLOB ini tidak lepas dari usaha kami untuk melakukan korespondensi-nya atau aktualisasi-nya dengan ke-kini-an dan ke-di sini-an. *** the composition of the show as a reading of Danarto's short stories by Artery Performa Performer: Adek Ceeguk, Anggun Rahmawati, Fahmi Ulhaq, Firshada Hellen, Gery May Biantoro, M. Syahbudin Lail, Ricky Unik, Sriwidodo, Taufik Adi, Zaeni Boli Director: Dendi Madiya Lighting Designer: Fahmi Ulhaq Artistic Designer: Fidelis Krus, Sriwidodo Sound Designer: Ian SKM Musician: Indra Dewo Crew: Masita Kirana Video Documentation & Editor: Joel Thaher The Guest Wing of Jakarta Theater Festival 2016 December 01, 2016 Galeri Cipta 2 Taman Ismail Marzuki-Jakarta Abracadabra: a mantra used as a magic word on a magic stage, and in history is believed to have healing powers when written on a talisman. This work composes some of the elements of the show as 'readings' of Danarto's short stories collected in the books of Adam Ma'rifat and GODLOB. The human body, space, things, events, rhythm, light, words, sounds, visual and fine arts, theme, time, dramaturgy, spectatorship are used to carry or respond to the alluring attraction that lies in each of Danarto's short stories where we picked them one by one and then compiled them in Abracadabra's unit of breath. The performers play and respond to human bodies or figures and dialogue between characters and conversations alone in the short stories of Danarto with the frame of characterization, choreography gestures and performance art. Not only that, performers interact with other performing elements and carry other elements beyond the characterization, as they responded to all the literary elements of Danarto's fiction. We connect the discourses surrounding Danarto with the composition of the elements of the show. Presenting a magical atmosphere, the local Javanese realm, imaginary landscape, something foreign, something mixed up like fantasmagoria, is our effort too. Visual element play many reflections of light, both to the performer's body, into space, to objects as well. Not to forget, suggestive sound of digital recording and live performance. The 'reading' of Danarto's short stories in the collection of Adam Ma'rifat and GODLOB can not be separated from our efforts to correspond or actualize them with the present.
https://www.youtube.com/watch?v=7hQvBtwGnKs&t=314s
komposisi pertunjukan sebagai pembacaan terhadap cerpen-cerpen Danarto oleh Artery Performa Performer: Adek Ceeguk, Anggun Rahmawati, Fahmi Ulhaq, Firshada Hellen, Gery May Biantoro, M. Syahbudin Lail, Ricky Unik, Sriwidodo, Taufik Adi, Zaeni Boli Sutradara: Dendi Madiya Penata Cahaya: Fahmi Ulhaq Penata Artistik: Fidelis Krus, Sriwidodo Penata Suara: Ian SKM Penata Musik: Indra Dewo Kru: Masita Kirana Dokumentasi & Editor Video: Joel Thaher Sayap Tamu Festival Teater Jakarta 2016 01 Desember 2016 Galeri Cipta 2 Taman Ismail Marzuki-Jakarta Abracadabra: sebuah mantra yang digunakan sebagai kata magi pada panggung sulap, dan dalam sejarah dipercaya memiliki kekuatan menyembuhkan ketika dituliskan pada sebuah jimat. Karya ini membuat komposisi dari beberapa elemen pertunjukan sebagai ‘pembacaan’ terhadap cerpen-cerpen Danarto yang terkumpul dalam buku Adam Ma’rifat dan GODLOB. Tubuh manusia, ruang, benda, peristiwa, ritme, cahaya, kata, bunyi, rupa, tema, waktu, dramaturgi, kepenontonan dipakai untuk membawa atau merespon daya pikat yang terhampar pada setiap cerpen Danarto dimana kami memungutnya satu-persatu lalu mengkompilasikannya dalam satuan nafas Abracadabra. Para performer memainkan dan menanggapi tubuh-tubuh manusia atau sosok serta dialog antar tokoh maupun percakapan sendirian yang berada dalam cerpen-cerpen Danarto dengan kerangka pemeranan, stilisasi tubuh maupun performance art. Tidak hanya sampai di situ, para performer berinteraksi dengan elemen pertunjukan lainnya dan mengusung unsur-unsur lain di luar ketokohan, sebagaimana mereka menanggapi segenap elemen-elemen sastra pada fiksi-fiksi Danarto itu. Kami menghubungkan wacana-wacana seputar Danarto dengan komposisi elemen-elemen pertunjukan tersebut. Menghadirkan suasana magis, alam lokal Jawa, lanskap imajiner, sesuatu yang asing, sesuatu yang bercampur-baur seperti fantasmagoria, merupakan upaya kami juga. Rupa akan banyak memainkan refleksi atau pantulan cahaya, baik ke tubuh performer, ke dalam ruang, kepada benda-benda pula. Tidak lupa, bebunyian sugestif dari perekaman digital dan permainan langsung. ‘Pembacaan’ terhadap cerpen-cerpen Danarto yang terdapat dalam kumpulan Adam Ma’rifat dan GODLOB ini tidak lepas dari usaha kami untuk melakukan korespondensi-nya atau aktualisasi-nya dengan ke-kini-an dan ke-di sini-an. *** the composition of the show as a reading of Danarto's short stories by Artery Performa Performer: Adek Ceeguk, Anggun Rahmawati, Fahmi Ulhaq, Firshada Hellen, Gery May Biantoro, M. Syahbudin Lail, Ricky Unik, Sriwidodo, Taufik Adi, Zaeni Boli Director: Dendi Madiya Lighting Designer: Fahmi Ulhaq Artistic Designer: Fidelis Krus, Sriwidodo Sound Designer: Ian SKM Musician: Indra Dewo Crew: Masita Kirana Video Documentation & Editor: Joel Thaher The Guest Wing of Jakarta Theater Festival 2016 December 01, 2016 Galeri Cipta 2 Taman Ismail Marzuki-Jakarta Abracadabra: a mantra used as a magic word on a magic stage, and in history is believed to have healing powers when written on a talisman. This work composes some of the elements of the show as 'readings' of Danarto's short stories collected in the books of Adam Ma'rifat and GODLOB. The human body, space, things, events, rhythm, light, words, sounds, visual and fine arts, theme, time, dramaturgy, spectatorship are used to carry or respond to the alluring attraction that lies in each of Danarto's short stories where we picked them one by one and then compiled them in Abracadabra's unit of breath. The performers play and respond to human bodies or figures and dialogue between characters and conversations alone in the short stories of Danarto with the frame of characterization, choreography gestures and performance art. Not only that, performers interact with other performing elements and carry other elements beyond the characterization, as they responded to all the literary elements of Danarto's fiction. We connect the discourses surrounding Danarto with the composition of the elements of the show. Presenting a magical atmosphere, the local Javanese realm, imaginary landscape, something foreign, something mixed up like fantasmagoria, is our effort too. Visual element play many reflections of light, both to the performer's body, into space, to objects as well. Not to forget, suggestive sound of digital recording and live performance. The 'reading' of Danarto's short stories in the collection of Adam Ma'rifat and GODLOB can not be separated from our efforts to correspond or actualize them with the present.
Comments
Post a Comment